Sebagai pemimpin ada kalanya kita harus memberikan masukan dan kritikan pada bawahan dan ada kalanya ketika kita harus memberikan pujian. Kebanyakan pemimpin lebih banyak mempelajari tentang bagaimana memberikan kritikan dan corrective feedback pada bawahan namun secara tidak disadari menjadi kurang serius mengetahui kapan dan bagaimana seharusnya memberikan pujian.
Mengapa perlu memberikan pujian? Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan memberikan pujian:
- Untuk menunjukkan penghargaan atas upaya mereka dan
- Untuk memastikan bahwa upaya yang baik ini terus berulang.
- Untuk membangun hubungan yang lebih dekat dan komunikasi yang lebih positif
- Untuk memberikan contoh pada yang lain agar mengikuti perilaku yang baik
Mengapa orang / pimpinan enggan memberi pujian:
- Takut jika bawahan merasa puas dan menjadi lengah.
- Takut jika bawahan menjadi manja dan selalu ingin dipuji.
- Percaya bahwa memotivasi berarti menakut-nakuti bukan sebaliknya.
Bagaimana memberikan pujian yang efektif
Kriteria pujian yang efektif
- Diberikan sesuai dengan apa yang telah dilakukan.
- Dijelaskan secara rinci mengapa pujian diberikan.
- Bersifat spontan, dan bervariasi, ini menunjukkan perhatian yang khusus.
- Memberikan informasi pada penerima pujian tentang dampak perilaku mereka sehingga mereka bisa menilai kemampuan mereka.
- Membuat penerima pujian menghargai tindakan mereka dan bersemangat untuk memperbaikinya.
- Membandingkan kinerja sebelumnya dengan yang sekarang untuk berfokus pada kemajuan.
- Mengkaitkan keberhasilan dengan usaha dan kemampuan. Mengisyaratkan bahwa keberhasilan yang sama bisa dicapai di masa mendatang.
Kriteria pujian yang tidak efektif
- Diberikan secara acak.
- Hanya memberikan gambaran positif yang umum.
- Bersifat seragam, tidak menunjukkan perhatian khusus.
- Hanya memberikan penghargaan atas partisipasi bukan proses dan hasil.
- Tidak memberikan informasi yang bermanfaat bagi penerima pujian dalam menganalisa dirinya.
- Membandingkan kinerja diri dengan orang lain sehingga mendorong fokus pada persaingan semata.
- Mengkaitkan keberhasilan dengan kemampuan saja atau faktor luar saja.
Validasi Internal dan External
Apakah setiap orang akan mensikapi pujian dengan cara yang sama? Para psikolog melihat bahwa salah satu cirri kepribadian adalah cara seseorang memperoleh validasi atas usaha mereka. Gaya Validasi tiap orang beragam yang berada di dalam kisaran internal validators hingga external validators. Kedua gaya ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menanggapi pujian dan umpan balik. Seorang pemimpin bisa melihat profil dibawah ini sebagai referensi tentang apakah pujian akan berpengaruh besar pada seseorang atau tidak.
Internal validators tidak perlu banyak masukan dari orang lain karena mereka tahu, dalam diri mereka sendiri, kapan mereka melakukan pekerjaan yang baik. Mereka tahu apa yang “Benar,” dan bagaimana cara mereka membangkitkan perasaan “benar” akan menentukan kualitas produk atau kinerja mereka. Beberapa internal validator menyimpan ceklis mental atau standar penilaian kinerja mereka sendiri. Bila item yang ada pada daftar dapat dipastikan, maka perasaan “benar” itu muncul. Mereka sering menganggap pujian sebagai hal yang bagus, tetapi tidak diperlukan dan mungkin tak berguna. Jika internal validator merasa telah melakukan hal yang buruk di suatu pekerjaan, pujian apapun tidak dapat meyakinkan mereka sebaliknya. Keuntungan mereka memiliki validasi internal adalah dapat bekerja sendiri, dan mendapatkan kepuasan dari melakukan tugas dengan baik, tanpa pengakuan orang lain. Namun kerugian dari para internal validator adalah bahwa mereka mudah dibutakan oleh standar internal mereka dan mengabaikan keinginan dan penilaian orang yang lain.
Jika kita akan memberikan pujian pada internal validator, pastikan bahwa anda menyamakan standar mental mereka dengan ukuran anda dengan demikian apa yang anda sampaikan akan selaras dengan dialog internal mereka dan penerimaan terhadap pujian anda menjadi lebih baik dan anda akan dianggap lebih tulus. Untuk itu anda tidak perlu pujian yang berbunga-bunga dan melebih-lebihkan. Berikan secara spesifik dan tepat waktu.
Eksternal validator, di sisi lain, menyukai dan mengandalkan pujian. Mereka butuh pujian untuk mengetahui apakah mereka telah melakukan pekerjaan yang baik. Mereka pandai meminta masukan dan akan melaksanakan saran yang diberikan. Mereka ingin menyenangkan dan memberi kesan memberikan berbagai manfaat. Mereka sangat sesuai dalam bidang pelanggan layanan, karena mereka dapat memahami apa yang diinginkan orang lain dan ingin memberi. Kelemahan mereka, adalah, bahwa, tanpa pujian, mereka akan merasa diabaikan, dikucilkan, dan tak dihargai. Mereka bahkan mungkin merasa terhina bahkan ketika mereka telah bekerja keras dan pujian tidak datang! Bagi mereka, ketiadaan pujian mungkin berarti mereka telah melakukan hal yang buruk!
Untuk meningkatkan kinerja dan menghindari demotivasi, para eksternal validator para pemimpin perlu secara konsisten memberikan pujian. Para eksternal validator menikmati pujian apapun bentuknya namun sebagai atasan kita perlu mengkaitkan pujian dengan perilaku dan dampak yang dihasilkan sehingga mereka bisa fokus pada perilaku mereka. Jangan berikan pujian untuk sesuatu yang bersifat biasa-biasa saja karena ini akan membuat standar yang diharapkan turun. Namun jangan mengabaikan upaya dibawah hasil, tetap berikan penghargaan atas upaya yang keras walaupun hasilnya belum seperti yang anda harapkan.
Masalahnya jika anda sebagai atasan cenderung sebagai internal validator anda mungkin berpeluang mengisolasi anak buah anda yang cenderung eksternal validator karena secara alami anda enggan memberikan pujian. Untuk itu anda harus menyadari bahwa memberikan pujian adalah kewajiban anda untuk memotivasi anak buah anda.
Source:
Brophy, J. (1981). Teacher Praise: A functional analysis. Review of Educational Research, Spring 1981, pp 532.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.